Hari pertama “Garuda Indonesia Tennis Masters” sempat terganggu dengan turunnya hujan rintik-rintik yang kemudian berkembang menjadi agak sedikit deras sehingga sempat membuat beberapa pertandingan terpaksa ditunda beberapa kali. Cuaca yang kurang bersahabat ini tidak mengurangi serunya beberapa partai yang dijadwalkan kemarin di lapangan tenis Klub Eksekutif Hotel Sultan, Jakarta.
Kejutan terjadi pada babak penyisihan grup Rajawali dengan takluknya unggulan dua Sunu Wahyu Trijati dari unggulan delapan Nesa Arta dengan 6-7(3), 2-6. Di set pembuka pertarungan berlangsung cukup sengit dan menarik, namun di set kedua tampak Nesa makin menguasai permainan dan membuat Sunu tidak bisa berlaga optimal serta ditambah dengan kondisi fisik petenis asal Sukoharjo, Jawa Tengah tersebut yang kurang prima. Di laga lain dalam grup yang sama, unggulan lima Christopher Rungkat memperlihatkan kelasnya dengan ciri khas permainan yang agresif dari baseline. Lawannya unggulan empat Andrian Raturandang sudah berjuang keras untuk mengimbangi serangan Christo dengan mengkombinasikan pukulan-pukulan slicenya saat merasa terdesak, namun Christo tak memberikan ruang pada senior sekaligus partner gandanya agar dapat mengembangkan gaya permainannya sendiri. Akhirnya Christo memukul Andrian dengan telak 6-0, 6-0.Di grup Garuda, unggulan utama Elbert Sie meski mendapat perlawanan yang cukup gigih dari unggulan tujuh Surya Wijaya Budi, namun berkat ketenangan dan kecermatan Elbert dalam situasi-situasi yang menentukan akhirnya pertarungan ini diselesaikan oleh Elbert dengan kemenangan 6-3, 6-4. Aksi yang lain antara unggulan tiga Prima Simpatiaji melawan unggulan enam Sebastian Da Costa, dengan relatif mudah dimenangkan oleh Prima 6-2, 6-2.Partai tunggal putri grup Cenderawasih yang paling banyak menyita perhatian penonton adalah duel antara unggulan empat Angelique Widjaja menghadapi unggulan enam Sandy Gumulya. Pertarungan mantan petenis nomor satu Indonesia melawan pemilik nomor satu Indonesia dewasa ini berlangsung menarik di mana kedua petenis saling melakukan adu pukulan dari garis belakang. Perolehan gamepun saling menyusul satu sama lain dan kunci kemenangan Sandy adalah kondisi fisik yang baik, keteguhan mental dan keuletannya dalam mengembalikan tembakan-tembakan Angie. Tampak Sandy dengan baik mampu memaksa Angie untuk akhirnya membuat kesalahan sendiri yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Kentara sekali bahwa kebugaran fisik Angie masih perlu ditingkatkan guna mengembalikan tingkat permainan yang sesungguhnya minimal seperti pada tahun 2004. Sandy berhasil melakukan revans dengan kemenangan 6-4, 6-3 atas Angie. Di tahun 2006 pada turnamen yang berhadiah total 25 ribu dolar AS di Changsha, China saat itu Angie menundukkan Sandy dengan 7-5, 7-5. Hasil kemenangan Sandy tidak mengherankan karena hingga akhir musim 2008 ini, ia sudah berlaga dalam 15 turnamen dari mulai yang berhadiah total 10 ribu dolar AS hingga turnamen tier 3 di Bali. Sedangkan bagi Angie, kekalahan kemarin merupakan pertandingannya yang kesepuluh hanya dalam rentang waktu dua bulan terakhir ini, disamping minimnya frekuensi Angie untuk berlatih secara rutin.Partai lain di grup yang sama dimenangkan oleh unggulan utama Ayu Fani Damayanti dengan mengempaskan unggulan tujuh Septi Mende 6-1, 6-1. Kemudian di grup Merak unggulan tiga Lavinia Tananta masih terlalu tangguh bagi unggulan lima Grace Sari Ysidora dan menang 6-4, 6-1. Di hampir sepanjang pertandingan, Lavinia berhasil mengendalikan permainan meskipun petenis yunior Grace senantiasa berupaya memberikan perlawanan sekuatnya. Partai lain dari grup Merak berlangsung lebih dari 2 jam dan menjadi episode drama antara unggulan dua Liza Andriyani melawan unggulan delapan Jessy Rompies. Berkat konsistensi permainan menyerangnya di set pertama, Jessy mampu menutupnya dengan 6-1. Pada set kedua pertarungan berlangsung makin ketat dengan melibatkan reli-reli panjang yang melelahkan kedua petenis. Sempat unggul 5-2, Liza terlihat sedikit mengendurkan permainannya sehingga Jessy mengambil kesempatan memperpendek jarak perolehan game menjadi 4-5. Bersikap tenang dan sabar meladeni pukulan-pukulan keras bertenaga lawannya, Lizapun sanggup menyelesaikan set kedua dengan 6-4. Pada set ketiga kemenangan sudah di depan mata tatkala Jessy memimpin 5-2 dan dramapun terjadi karena Jessy mengalami kram pada bagian pinggul kirinya. Iapun kemudian membuat keputusan untuk menerima perawatan medis. Dalam keadaan seperti itu Liza dapat memanfaatkan kondisi fisik lawannya yang menurun secara signifikan dan bahkan mendekat hingga 4-5. Dramapun berlanjut manakala Jessy lagi-lagi mengalami kram pada paha kanannya dan memaksanya untuk meminta perawatan medis lagi. Memakan waktu lebih lama guna menerima pengobatan, jelas terlihat Jessy amat merasa kesakitan dan tampak tertatih-tatih saat memutuskan kembali melanjutkan permainan. Tak pelak Liza melakukan pengembalian bola yang memaksa Jessy untuk bergerak ekstra ke kiri atau ke kanan dan celakanya petenis muda yang potensial ini tak kuasa lagi untuk bertarung dan memberikan sinyal kepada pimpinan pertandingan untuk menyerah, sementara ia masih unggul 5-4.Sektor ganda putra di grup Elang, unggulan utama Hendri Susilo Pramono/Nesa Arta cukup mendapatkan perlawanan alot dari unggulan delapan Elbert Sie/Ryan Tanujoyo tapi pada saat-saat yang dibutuhkan duet Hendri/Nesa tampil solid sehingga akhirnya menang 7-5, 7-6(5). Sementara di grup yang sama, unggulan empat Aditya Harry Sasongko/Andery Setyawanto tak mengalami kesulitan mempecundangi unggulan enam Edy Kusdaryanto/Ferdy Fauzi dengan 6-2, 6-1. Di grup Kasuari, unggulan tiga Sebastian Da Costa/Surya Wijaya Budi menundukkan unggulan limaDavid Agung Susanto/Faisal Aidil 7-5, 6-3. Sedangkan unggulan tujuh Andrian Raturandang/Christopher Rungkat mengalahkan unggulan dua Prima Simpatiaji/Sunu Wahyu Trijati dengan 6-3, 7-6(4).
0 komentar:
Posting Komentar