Kemarin penyelenggaraan “Garuda Indonesia Tennis Masters” memasuki babak semi-final di empat nomor yaitu tunggal putra, tunggal putri, ganda putra dan ganda putri disamping partai-partai tunda ganda putra penyisihan grup. Ajang bergengsi dengan rekor total hadiah uang terbesar di Indonesia yakni Rp 500 juta terus berlanjut di komplek tenis Klub Eksekutif Hotel Sultan, Jakarta. Pihak penyelenggara dalam hal ini “Sportama” bisa menarik nafas lega karena cuaca cerah disertai sinar matahari yang menghangatkan suasana pertandingan kemarin.
Di semi-final tunggal putra, unggulan lima Christopher Rungkat dengan relatif mudah menyingkirkan unggulan utama Elbert Sie 6-2, 6-3.
Kemenangan Christo ini merupakan balas dendam setelah pada final “Alfamart Cup” yang baru lalu, Elbert mengalahkan Christo dengan 2-6, 7-5, 7-5. Pada partai semi-final lainnya, unggulan delapan Nesa Arta menyudahi perlawanan unggulan tiga Prima Simpatiaji dengan 6-3, 7-6(4).
Di babak empat besar tunggal putri, unggulan tiga Lavinia Tananta mengempaskan unggulan enam Sandy Gumulya 6-4, 2-0 mundur. Pada set pertama pertarungan terjadi cukup sengit karena kedua petenis baik Sandy maupun Lavinia terus mengadu pukulan-pukulan dari baseline. Sandy kemudian memilih mundur setelah merasa kurang sehat kondisi fisiknya. Di semi-final yang lain, unggulan utama Ayu Fani Damayanti menghadapi unggulan lima Grace Sari Ysidora dan Ayu dipaksa bertarung tiga set meskipun akhirnya menang 6-1, 2-6, 6-1. Set pertama menjadi milik Ayu karena ia benar-benar menguasai pertandingan dengan penempatan-penempatan bola yang sering tak terduga terutama dari sisi forehandnya. Di set kedua, Grace yang merupakan petenis termuda dalam “Garuda Indonesia Tennis Masters” berbalik mendikte lawannya yang lima tahun lebih tua setelah ia mampu menerapkan strategi serangnya dengan baik. Pada set penentuan kendali permainan mampu direbut kembali oleh Ayu yang dengan cerdik mengatur tempo dan serangan sehingga beberapa kali membuat Grace terpaksa membuat kesalahan sendiri. Secara keseluruhan pertandingan, Ayu jelas lebih unggul dalam serangan forehandnya, pengaturan serangan dan kemampuan mengantisipasi pukulan lawan. Sedangkan Grace meskipun akhirnya kalah, ia tak pelak lagi memiliki kekuatan pada servisnya, pengembalian servis yang konsisten dan tentu saja pukulan backhand yang solid.
Yang menarik di final nanti, baik Lavinia maupun Ayu sama-sama belum pernah kalah sehingga keduanya akan bertarung semaksimal mungkin guna memposisikan diri sebagai juara tak terkalahkan yang akan menerima hadiah uang dalam jumlah Rp 100 juta. Sementara itu di final, Nesa akan berupaya untuk menghadang Christo yang belum pernah kalah sekalipun agar lawannya tersebut urung menerima hadiah uang Rp 100 juta juga.
Sandy memutuskan untuk tidak berlaga pada semi-final ganda putri sehingga unggulan utama Ayu/Liza Andriyani memperoleh kemenangan tanpa bertanding dari unggulan tiga Angelique Widjaja/Sandy. Semi-final lainnya mempertemukan unggulan dua Jessy Rompies/Lavinia melawan unggulan empat Grace/Septi Mende. Untuk kedua kalinya secara berturutan duet Grace/Septi dapat menumbangkan duo Jessy/Lavinia dengan 6-2, 6-3. Pada pertemuan perdananya yang terjadi di semi-final turnamen “Alfamart Cup” belum lama berselang, duet Grace/Septi mengalahkan pasangan Jessy/Lavinia dengan 7-6(6), 6-3. Saat itu Jessy/Lavinia masih hangat dengan gelar juara yang mereka raih pada turnamen berhadiah total $ 10,000 di Manila, Filipina. Di semi-final “Garuda Indonesia Tennis Masters” duo Grace/Septi tampil padu dan bahkan Grace seringkali membuat pukulan-pukulan backhand juga forehand yang mengecoh lawan. Sementara itu Jessy seringkali terlihat melakukan pukulan-pukulan yang melebar.
Di sektor ganda putra, semi-final pertama saling berhadapan unggulan tujuh Andrian Raturandang/Christo melawan unggulan empat Aditya Hari Sasongko/Andery Setyawanto. Duet Andrian/Christo mampu memenangkan pertarungan atas lawannya dengan 7-6(5), 6-1. Sedangkan partai semi-final lainnya mempertontonkan pertarungan yang menarik dan ketat di mana akhirnya unggulan utama Hendri Susilo Pramono/Nesa menundukkan unggulan dua Prima/Sunu Wahyu Trijati dengan 6-4, 6-7(1), 6-2.
Read More…
Di babak empat besar tunggal putri, unggulan tiga Lavinia Tananta mengempaskan unggulan enam Sandy Gumulya 6-4, 2-0 mundur. Pada set pertama pertarungan terjadi cukup sengit karena kedua petenis baik Sandy maupun Lavinia terus mengadu pukulan-pukulan dari baseline. Sandy kemudian memilih mundur setelah merasa kurang sehat kondisi fisiknya. Di semi-final yang lain, unggulan utama Ayu Fani Damayanti menghadapi unggulan lima Grace Sari Ysidora dan Ayu dipaksa bertarung tiga set meskipun akhirnya menang 6-1, 2-6, 6-1. Set pertama menjadi milik Ayu karena ia benar-benar menguasai pertandingan dengan penempatan-penempatan bola yang sering tak terduga terutama dari sisi forehandnya. Di set kedua, Grace yang merupakan petenis termuda dalam “Garuda Indonesia Tennis Masters” berbalik mendikte lawannya yang lima tahun lebih tua setelah ia mampu menerapkan strategi serangnya dengan baik. Pada set penentuan kendali permainan mampu direbut kembali oleh Ayu yang dengan cerdik mengatur tempo dan serangan sehingga beberapa kali membuat Grace terpaksa membuat kesalahan sendiri. Secara keseluruhan pertandingan, Ayu jelas lebih unggul dalam serangan forehandnya, pengaturan serangan dan kemampuan mengantisipasi pukulan lawan. Sedangkan Grace meskipun akhirnya kalah, ia tak pelak lagi memiliki kekuatan pada servisnya, pengembalian servis yang konsisten dan tentu saja pukulan backhand yang solid.
Yang menarik di final nanti, baik Lavinia maupun Ayu sama-sama belum pernah kalah sehingga keduanya akan bertarung semaksimal mungkin guna memposisikan diri sebagai juara tak terkalahkan yang akan menerima hadiah uang dalam jumlah Rp 100 juta. Sementara itu di final, Nesa akan berupaya untuk menghadang Christo yang belum pernah kalah sekalipun agar lawannya tersebut urung menerima hadiah uang Rp 100 juta juga.
Sandy memutuskan untuk tidak berlaga pada semi-final ganda putri sehingga unggulan utama Ayu/Liza Andriyani memperoleh kemenangan tanpa bertanding dari unggulan tiga Angelique Widjaja/Sandy. Semi-final lainnya mempertemukan unggulan dua Jessy Rompies/Lavinia melawan unggulan empat Grace/Septi Mende. Untuk kedua kalinya secara berturutan duet Grace/Septi dapat menumbangkan duo Jessy/Lavinia dengan 6-2, 6-3. Pada pertemuan perdananya yang terjadi di semi-final turnamen “Alfamart Cup” belum lama berselang, duet Grace/Septi mengalahkan pasangan Jessy/Lavinia dengan 7-6(6), 6-3. Saat itu Jessy/Lavinia masih hangat dengan gelar juara yang mereka raih pada turnamen berhadiah total $ 10,000 di Manila, Filipina. Di semi-final “Garuda Indonesia Tennis Masters” duo Grace/Septi tampil padu dan bahkan Grace seringkali membuat pukulan-pukulan backhand juga forehand yang mengecoh lawan. Sementara itu Jessy seringkali terlihat melakukan pukulan-pukulan yang melebar.
Di sektor ganda putra, semi-final pertama saling berhadapan unggulan tujuh Andrian Raturandang/Christo melawan unggulan empat Aditya Hari Sasongko/Andery Setyawanto. Duet Andrian/Christo mampu memenangkan pertarungan atas lawannya dengan 7-6(5), 6-1. Sedangkan partai semi-final lainnya mempertontonkan pertarungan yang menarik dan ketat di mana akhirnya unggulan utama Hendri Susilo Pramono/Nesa menundukkan unggulan dua Prima/Sunu Wahyu Trijati dengan 6-4, 6-7(1), 6-2.
0 komentar:
Posting Komentar